Advertisement

Yohanis Batara Randa: Festival Ogoh-Ogoh Werdhi Agung 2025, Simbol Persatuan, Budaya, dan Ekonomi

Bolaang Mongondow, Zonanesia.id – Masyarakat Desa Werdhi Agung Bersatu, Kabupaten Bolaang Mongondow, merasakan kebanggaan dan rasa syukur atas terselenggaranya Festival Ogoh-Ogoh yang untuk pertama kalinya secara resmi dibuka oleh Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, pada tahun 2025, Festival ini menjadi momen bersejarah Gubernur buka kegiatan ini secara langsung.

Yohanis Batara Randa, salah satu warga Desa Werdhi Agung Utara, mengungkapkan kebahagiaannya atas penyelenggaraan festival ini. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Bendahara Kerukunan Keluarga Toraja (KKT) Sulawesi Utara.

Meskipun bukan pemeluk agama Hindu, Yohanis telah lama menetap di Werdhi Agung karena menikah dengan Ni Ketut Sayang.

Untuk diketahui, Keluarga Istri tercinta saya, datang ke desa Werdhi Agung pada tahun 1963, dan sudah menetap sebagai Masyarakat Bolaang Mongondow sampai sekarang, ungkap Batara.

“Kami, sebagai warga non-Hindu, tetap hidup berdampingan secara harmonis dengan masyarakat Hindu. Saat perayaan Nyepi, kami turut mematikan lampu dan menjaga suasana tetap tenang, aman, dan damai,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sulawesi Utara atas dukungan terhadap penyelenggaraan festival ini. “Kami sekeluarga berterima kasih kepada Bapak Gubernur atas kesediaan beliau datang ke Werdhi Agung.

Ini adalah bentuk kepedulian bagi warga Sulawesi Utara yang berasal dari Bali serta dukungan terhadap perayaan Hari Nyepi.

Saya berharap Festival Ogoh-Ogoh dapat menjadi bagian dari kalender resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sehingga dapat menarik wisatawan lokal, nasional, maupun internasional serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.”

Festival Ogoh-Ogoh merupakan tradisi yang berkaitan erat dengan perayaan Hari Raya Nyepi dalam kepercayaan Hindu.

Patung-patung raksasa Ogoh-Ogoh, yang menggambarkan simbol-simbol kejahatan, diarak mengelilingi desa sebelum akhirnya dimusnahkan sebagai simbol penyucian diri dan keseimbangan alam.

Ritual ini tidak hanya memiliki makna spiritual yang mendalam tetapi juga menampilkan kekayaan seni dan budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Kehadiran Gubernur Sulawesi Utara dalam peresmian festival ini menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan keberagaman di provinsi ini.

Festival Ogoh-Ogoh diharapkan tidak hanya menjadi ajang perayaan keagamaan tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat persatuan antar umat beragama serta meningkatkan daya tarik wisata budaya di Sulawesi Utara.

Dengan adanya festival ini, diharapkan sektor pariwisata semakin berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Sulawesi Utara sendiri dikenal memiliki keanekaragaman budaya serta destinasi wisata yang menarik, mulai dari keindahan alam bawah laut di Bunaken hingga pesona budaya lokal di berbagai daerah.

Festival Ogoh-Ogoh dapat menjadi tambahan atraksi wisata yang unik dan menarik, melengkapi agenda pariwisata yang sudah ada di provinsi ini.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas lokal, akan sangat berperan dalam menjadikan festival ini sebagai salah satu ikon budaya dan wisata di Sulawesi Utara.

“Suksme, Kurre Sumanga’, Buda, Syukur Moanto (Terima kasih banyak) kepada Bapak Gubernur Sulawesi Utara beserta Ibu dan rombongan atas kunjungan dan dukungannya terhadap pelaksanaan Festival Ogoh-Ogoh di Werdhi Agung,” pungkas Yohanis.

Tinggalkan Balasan