Advertisement

Pendaki Asal Brazil Tewas Setelah Terjatuh di Gunung Rinjani, Sempat Bertahan 2 Hari!

Zonanesia.id – Gunung Rinjani kembali menelan korban. Seorang pendaki wanita asal Brasil, Juliana Marins (27), yang sempat viral karena hilang saat mendaki, akhirnya ditemukan tewas di dasar jurang sedalam 400 meter dari jalur pendakian.

Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dalam siaran pers pada Selasa (24/6). Juliana ditemukan menggunakan drone thermal milik Kansar Mataram setelah upaya pencarian yang dramatis selama tiga hari di medan ekstrem.

“Korban ditemukan sekitar 400 meter dari titik awal jatuh dengan kondisi diduga sudah meninggal dunia,” ujar Menpar dalam keterangannya.

Dua Hari Bertahan di Jurang, Cuaca Ekstrem Hambat Penyelamatan

Kejadian bermula pada Sabtu pagi (21/6) sekitar pukul 06.30 WITA. Saat itu, Juliana mendaki via jalur Sembalun bersama 12 pendaki lainnya. Di kawasan Cemara Nunggal, menuju Danau Segara Anak, dia dilaporkan terjatuh ke dalam jurang berkedalaman hingga 200 meter.

Cuaca buruk menjadi musuh terbesar dalam pencarian ini. Kabut tebal, badai besar, dan suhu dingin ekstrem membuat drone thermal dan helikopter kesulitan menyisir area jurang yang terjal.

Video drone dan rekaman para pendaki sempat memperlihatkan Juliana masih bertahan hidup di dasar jurang pada Sabtu pagi. Ia terlihat duduk dan bergerak di atas tanah berpasir abu-abu. Namun, cuaca memburuk, tim penyelamat yang sempat turun hingga 300 meter terpaksa naik kembali.

Tragisnya, pada Minggu pagi saat drone kembali menyisir lokasi, posisi Juliana sudah tak lagi terlihat. Diduga, tubuhnya kembali tergelincir lebih dalam karena hujan deras dan tanah longsor kecil di sekitar lokasi.

Juliana Marins bukan pendaki biasa. Ia dikenal sebagai selebgram asal Niterói, Brasil, dengan lebih dari 154 ribu pengikut di Instagram. Ia tengah melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara, kerap membagikan kisah petualangannya — termasuk momen sebelum mendaki Rinjani.

Menurut laporan The Independent, adik korban, Marianna Marins, mengungkapkan bahwa saat itu Juliana sempat minta istirahat. Namun, pemandu memilih terus berjalan bersama rombongan dan meninggalkan Juliana sendirian. Ketika pemandu kembali, ia sudah terjatuh ke dasar kawah.

Rekan-rekan pendaki yang turut dalam rombongan menyebut kondisi pendakian sangat berat, dengan suhu dingin, medan licin, gelap tanpa penerangan memadai, dan cuaca ekstrem.

“Saat itu masih gelap sebelum matahari terbit, kami hanya mengandalkan senter kecil. Medannya benar-benar berbahaya,” kata salah satu pendaki kepada TV Globo Brasil.

Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih berusaha mengevakuasi jenazah Juliana dari lokasi jatuhnya. Selain drone dan helikopter, dua pendaki profesional juga turut diturunkan untuk membantu proses evakuasi yang penuh risiko.

Tinggalkan Balasan